Search This Blog

Sunday, 13 March 2011

TUHAN KITA BUKANLAH TUHAN YANG MEMILIKI KASIH




Judul yang provokatif ya.. hehehe..
Maafkan saya menggunakan judul yang provokatif untuk merebut perhatian Anda tentang hal sederhana namun mendasar dan penting ini.

  • Jika saya MEMILIKI 7 buah apel ditangan saya, ketika saya memberikan 3 apel kepada seseorang, maka saya KEKURANGAN 3 apel di tangan saya. Saya bukanlah apel dan apel bukanlah saya.
  • Sebuah pohon kelapa akan tetap berbuah kelapa dan tidak akan pernah berbuah tomat karena ia ADALAH kelapa. Kelapa dalam keadaan normal tidak akan pernah kekurangan buah kelapa. Kelapa tetap akan menghasilkan buah kelapa sekalipun manusia mengambil buahnya untuk kebutuhan manusia.

Tuhan tidak memerlukan kondisi-kondisi ideal seperti pohon kelapa di atas untuk pertumbuhannya. IA adalah ALFA dan OMEGA. IA adalah SUMBER. IA tetaplah Tuhan, sampai kapanpun!


Tetapi kiranya kedua logika di atas dapat menjelaskan hal penting dan mendasar ini.

Kenapa saya berkata demikian, karena banyak orang berpikir dan yakin kalau Tuhan kita adalah penuntut, kejam, butuh perhatian dan kasih manusia.

Bacalah Matius 22:36-40
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Yahweh, Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."


Hukum pertama menjadi dasar beberapa orang meyakini bahwa Tuhan penuntut dan butuh kasih.
Ada beberapa orang mengaitkan ini dengan Roma 5:5 “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”
Karena Tuhan telah mencurahkan semua kasih-NYA kepada kita maka sekarangpun IA menuntut kasih-NYA kepada kita itu, demikian asumsi yang menjadi keyakinan beberapa orang.
Maka tidaklah aneh, keyakinan ini telah membuat kebanyakan orang percaya mati-matian dalam pelayanan, memberi lebih banyak untuk menyenangkan Tuhan, berkorban banyak hal demi –katanya- untuk Tuhan (tidak ada yang salah dengan semua ini, asalkan dengan motivasi yang tepat.)

Perhatikan dan yakinilah prinsip kebenaran ini :
  •       Tuhan adalah Kasih. (1 Yohanes 4:16b)
Seberapa banyakpun IA mencurahkan (bukan meneteskan ya..) Kasih-Nya kepada manusia, IA tidak akan pernah kekurangan Kasih, karena IA adalah Kasih adanya. Kasih bukanlah produk-NYA, tapi Kasih adalah Pribadi-NYA sendiri. Jadi sewaktu Tuhan mencurahkan Kasih-NYA kepada kita, IA tidak memberikan sebuah produk kepada kita tetapi Pribadi-NYA sendiri. Wooow… dahsyat toch….!!

  • Tuhan tidak butuh kasih kita.
Manusia kan tidak pernah memiliki kasih. Tuhanlah yang memberi Kasih. Jadi kenapa Tuhan memberi hukum utama dan terutama adalah mengasihi-NYA, bukanlah semata untuk menuntut kita agar mengasihi-NYA (Tuhan kan adalah Kasih itu sendiri dan IA tidak pernah kekurangan Kasih, jadi IA sebenarnya tidak memerlukan kasih kita) tetapi memberi pilihan bagi manusia dalam mengasihi. Tuhan tahu bahwa kita akan mencintai apa saja di dunia ini entah uang, kedudukan, ketenaran, hobi, kekasih kita, anak-anak kita, orang tua kita, dsb dan Tuhan tahu bahwa apa yang kita kasihi itu tidak dapat menolong kita dalam segala hal, akan menghukum dan menghancurkan kita dengan kejam, brutal, sadis serta tanpa belas kasihan. Maka Tuhan memberi pilihan, yaitu Diri-NYA sendiri, jika kita mencintai-NYA, maka tidak akan ada lagi hukuman melainkan kehidupan yang maksimal. Jadi sesungguhnya kita tidak pernah dihukum oleh Tuhan, tapi kita dihukum oleh apa yang kita pilih untuk dicintai yaitu sesuatu di luar Tuhan.

  •       Tuhan memberi dan tidak pernah mengambil kembali.
Perkataan Ayub (Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil) banyak kali dikutip pada waktu kedukaan. Perhatikan, bukankah itu perkataan Ayub dalam tekanan?? Beberapa orang menganggap Tuhan kejam mengambil orang-orang yang mereka cintai entah dengan jalan sakit, kecelakaan, dsb dan Tuhan seolah-olah memaksa mereka ini untuk menerima keadaan ini dengan tabah serta tetap mencintai Tuhan dan percaya pada-NYA.
Sewaktu Tuhan mencurahkan (semuanya, bukan setengah-setengah) Kasih-NYA kepada kita, IA tidak akan pernah mengambil kembali Kasih-NYA itu dari kita.

Jika mengenai kematian, Pengkotbah 12:7 “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Tuhan yang mengaruniakannya”Artinya kita yang pulang ke rumah Bapa. Selalu mengasyikan dan melegakan jika kita pulang ke rumah kan… “_”
Tidak ada unsur kekejaman Tuhan disini untuk mengambil sesuatu/nyawa manusia secara paksa, tetapi kita yang PULANG ke tempat terbaik dimana kita diciptakan.


  •       Perbuatan baik kita tidak akan pernah membuat Tuhan lebih mengasihi kita, demikian juga perbuatan kejahatan kita tidak akan pernah membuat Tuhan menjadi kurang mengasihi kita.
Membangun keintiman dengan Tuhan, kerja giat kita pada pekerjaan Tuhan, kebaikan-kebaikan kita seharusnya bukanlah dengan motivasi supaya Tuhan lebih menyayangi kita (bukankah Kasih-NYA pada kita SEMPURNA) tetapi karena perwujudan Kasih-NYA yang IA curahkan pada kita, yang kita manifestasikan dalam wujud kasih sayang kita juga kepada-NYA.


Jika kita menggunakan kacamata berwarna hitam, maka semua yang kita lihat pasti berwarna hitam bukan? Jika kita menggunakan warna apapun sesuai kesukaan kita, apa yang kita lihat dari balik kacamata berwarna tersebut akan berwarna seperti warna kacamata tersebut. Demikian juga kita, apa yang kita yakini akan menjadi suatu cara pandang dan itu menjadi dasar dari semua tindakan kita. Jadi seluruh tindakan kita selalu berdasarkan keyakinan kita. Jika kita meyakini sesuatu, maka kita akan bertindak sesuai keyakinan itu. Jadi semua tindakan benar dan membangun selalu berasal dari keyakinan yang benar. Demikian sebaliknya.

Doa :
“Tuhan, terima kasih untuk Pribadi-MU yang adalah Kasih itu berkenan tinggal dalam kami. Kami akan mengasihi Engkau oleh karena Kasih-MU yang tinggal dalam kami. Kasih-MU kekal dan tidak pernah berubah. Kami akan melayani orang lain dengan giat, berbuat kebajikan, melakukan yang terbaik dalam memaksimalkan potensi Ilahi oleh karena Kasih-MU yang tinggal dalam kami ini.” Amin



Keep Simple, Inspiring and Impacting the World
Pendidik, Inspirator, Pemberdaya

No comments:

Post a Comment