(Bosan dengan rutinitas gerejawi, bosan dengan ritual-ritualnya, bosan dengan topeng agama yang dikenakan banyak orang)
Harap dicatat dan digarisbawahi dahulu bahwa Yesus tidak pernah menyebarkan agama baik itu Agama Kristen (pertama kali dikenal nanti di Antiokhia), Agama Kristus, Agama Injili, Agama protestan, dsb. Maaf mungkin saya menyinggung anda mengenai hal ini, tetapi marilah kita merenung dengan Teladan kita, Guru dan Tuhan kita Yesus Kristus mengenai hal ini. Pernahkah Ia memproklamirkan sebuah agama untuk kita anut dengan berbagai macam metode ibadah, model doa, metode marketing iklan supaya orang tertarik dengan kebaktian kita dan menganjurkan gedung2 yang megah-megah dan sangat mahal pembangunan dan pemeliharaannya tetapi hanya digunakan 1 kali seminggu?
Dapatkah Anda menjawab pertanyaan ini dengan jujur, dengan mengabaikan keyakinan yang telah terbentuk selama ini dalam diri Anda supaya Anda dan Saya memperoleh hal yang relevan dari Teladan dan Tuhan kita ini.
Beberapa pertanyaan berikut ini mungkin dapat menginspirasi kita semua :
1. Apakah Yesus dari Nazareth punya pengaruh yang kuat untuk mengumpulkan orang untuk mengikuti Dia?
2. Dapatkah Yesus dengan pengaruhnya membangun sebuah sekte baru?
3. Kenapa Yesus hanya menghabiskan waktunya dengan ”orang biasa” dari kalangan nelayan, pemungut cukai, pemberontak?
4. Kenapa Yesus tidak menggunakan pengaruhnya untuk memimpin Israel atau menjadi duta Agama Yahudi, bukankah Dia sangat populer?
5. Mengapa Dia rela melayani seperti sembunyi-sembunyi?
6. Mengapa Dia tidak ingin populer, padahal inikan yang diinginkan semua orang?
Petrus mengabarkan kepada kita tentang visi Tuhan Yesus bukanlah membangun sekedar sebuah momentum pergerakan yang akhirnya menjadi sebuah monumen untuk dikenang tetapi Ia membangun ”suatu bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib” (1 Petrus 2:9).
Visi Yesus :
1. Adanya suatu bangsa yang menjadi teladan dan inspirasi bagi semua orang. Bangsa yang tidak dipimpin oleh 1 atau 2 orang superstar dan superhero rohani tetapi oleh Yesus dan Roh KudusNya.
2. Semua orang percaya adalah imam dengan Imam Besarnya Yesus Kristus. Tidak ada klasifikasi strata dalam Kerajaan Imam ini.
3. Gelombang pergerakan yang tidak dibatasi oleh tembok apapun. Pergerakan ini nameless, faceless, formless tetapi menyentuh semua orang.
Melihat visi Yesus ini, kita mungkin berkata ”apakah mungkin pergerakan dapat bergerak seperti itu?”, ”apakah bisa pergerakan ini berjalan sehebat itu tanpa adanya superstar/superhero rohani?”, dsb.
Bagi kita, sangat tidak mungkin!
Bagi Yesus, SANGAT MUNGKIN!!
Caranya ikuti cara, tips, trik, resep Yesus!
Apa resep Yesus itu?
KOMUNITAS SEBAGAI SEBUAH KELUARGA!
Lihat teladan Yesus berikut ini sebagai ciri-ciri komunitas :
1. Yesus membatasi kelompoknya hanya pada 12 orang saja. (maaf, kita sangat bangga kalau kita punya jemaat ribuan orang-Apakah kita dapat berbagi hidup dengan sebegitu banyak orang?)
2. Yesus tidur bersama dengan para murid-muridNYA.
3. Yesus makan dan berdiskusi dengan murid-muridNYA.
4. Yesus sangat mungkin mandi bersama-sama di sungai atau dekat sumur, bercanda dan bersenda gurau dengan murid-muridNYA.
5. Yesus mengajar/share FirTu (BUKAN KOTBAH!) kepada murid-muridNya dalam setiap kesempatan seperti pembicaraan keluarga.
6. Intinya Yesus berbagi hidup dengan mereka dan bukan sekedar pengajaran saja.
Apa yang dapat disimpulkan dari beberapa fakta diatas?
Yesus tidak membangun ritual atau seremonial apalagi sebuah lembaga untuk kehidupanNya, tetapi sebuah komunitas seperti sebuah keluarga.
Apa yang dilakukan di Komunitas ini :
1. Adanya saling mengajar untuk taat dari semua anggota keluarga comunitas.
2. Adanya persekutuan/fellowship yang saling mengampuni, saling peduli, saling terbuka, saling memberi sehingga tidak ada lagi milik pribadi, saling peduli dan memberi perhatian, saling menopang, saling mendukung untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus.
3. Selalu ada perjamuan Tuhan yang ditandai dengan makan bersama untuk mengenang Tubuh dan Darah Yesus sehingga menjadikan semua anggota comunitas fokus bukan pada diri sendiri tetapi pada pengorbanan Yesus untuk semua orang.
4. Bergerak dengan doa dan kebergantungan pada Yesus dan Roh Kudus dalam memenuhi amanat agung. Doa mereka bukanlah meminta berkat tetapi TUHAN, BERIKANLAH KEPADA KAMI KEBERANIAN UNTUK MEMBERITAKAN INJIL (doa mereka bukanlah supaya banyak jiwa datang ke gereja tetapi berdoa supaya Tuhan membangkitkan gereja yang keluar dari zona nyaman mereka lepada dunia terhilang dan terabaikan.)
Apa yang dilakukan di comunitas adalah hal-hal alamiah sekaligus rohani dengan fokus pada bagaimana semua orang dalam comunitas menemukan, diberdayakan dan mencapai potensi yang Kristus inginkan dalam kehidupan mereka. Fokus pada semua orang dalam comunitas haruslah menjadi serupa dengan Kristus.
Bagaimana? Apakah ini dapat menjadi solusi dari kebosanan Anda dari kebosanan ritual dan ceremonial yang selama ini Anda lakukan?
Selamat menjalani kehidupan sebagai keluarga...
No comments:
Post a Comment