Search This Blog

Thursday 17 March 2011

Memahami Tuhan (Kisah Augustinus)


Seorang bernama Augustinus dikenal sebagai theolog yang sangat cerdas....hampir segala pertanyaann tentang Tuhan mampu dijawabnya dengan sempurna. Setiap orang dari sudut negeri baik rohaniwan, kalangan akademik, filsuf bahkan sastrawan sering mengajukan pertanyaan yang sangat rumit pada pria ini. Namun semua dapat dijawabnya dengan sangat sederhana bahkan terkesan mudah.

Suatu hari, dalam kelimpahan sanjungan karena hikmatnya akan Tuhan, Augustinus merasa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Ia merasa sejauh apapun pemahamannya tentang Tuhan, namun seakan akan masih selalu ada hal baru yang belum di ketahuinya tentang Tuhan. Hal ini menggelisahkannya. Ia bertekad untuk menguasai segala sesuatu tentang Tuhan....Dia ingin mengenal Tuhan jauh lebih banyak daripada siapapun yang pernah ada di muka bumi. Semua buku dia buka, setiap perpustakaan dia kunjungi. Hari harinya dipenuhi dengan bedah buku hanya untuk mencari pengetahuan sedalam dalamnya tentang pribadi adikodrati....Tuhan.


Sampai pada satu titik kejenuhan, Augsutinus telah semakin ahli dalam hal itu....namun ia masih saja tetap merasa ada yang belum terjawab tentang Tuhan. Dia merasa perlu beristirahat sejenak. dia terlalu letih untuk meneruskan penelitiannya. Setidaknya untuk sementara waktu ia perlu menarik diri dari rutinitasnya.....dia ingin beristirahat sejenak.

Sementara ia melupakan semua tumpukan buku di rumahnya, ia berjalan jalan di tepi pantai. Angin lembut menyapa raganya. Augustinus duduk bersandar di bawah pohon kelapa dan tetap terus memikirkan ujung perjalanan penelitiannya. Kendati ia ingin beristirahat, ia tetap tidak bisa benar benar melupakan tujuannya...menampung semua pengetahuan tentang Tuhan.

Tiba tiba matanya terperangkap pada sepasang anak kecil berusia sekitar 5 tahun yang sedang membuat satu lubang kecil di tepi pantai dengan sekop kecil di tangannya. Setelah di rasanya cukup dalam lobang yang dia gali, anak kecil itu segera berlari ke tepi pantai, semampunya menampung air laut di tangan kecilnya dan membawanya berlari pada lobang yang telah dibuatnya,,dituangkannya dan kembali berlari mengambil air dan begitu seterusnya sampai anak ini merasa sangat kelelahan.

Hal itu menarik perhatian Augustinus. Perlahan dia mendekati bocah itu dan bertanya padanya, "nak..apa yang kau lakukan?" Dengan polos dan nafas terengah engah anak itu menjawab, "Tuan, saya sedang berusaha memasukkan semua air laut itu ke dalam lobang kecil yang saya buat ini"

Mendengar jawaban anak itu...seketika nafas Augustinus seakan terhenti..dan jauh dari dalam hatinya yang paling dalam...jauh sekali..dia seperti mendengar suara, "anak-KU, itulah yang sedang kau lakukan...engkau berusaha memasukkan segala pengetahuan tentang KU dalam kerangka tempurung kepalamu"

Augustinus bersujud, tulang tulang kakinya gemetar, tak lagi mampu menyangga tubuh nya dan dengan air mata yang mengalir ia berkata, "Tuhanku..ampuni aku...sungguh hikmat MU tidak terselami..di hadapan takhta hadirat Mu, segala keangkuhanku hilang".
Bahkan kepandaian dan hikmat Augustinus hari itu runtuh di hadapan kalimat anak berusia 5 tahun !!!




Keep Simple, Inspiring and Impacting the World
Pendidik, Inspirator, Pemberdaya
My Facebook Group : Manado Community Kingdom of God


No comments:

Post a Comment